Surabaya - Kementerian Perhubungan menilai pembangunan "doubel track" atau jalur ganda rel kereta api di Jawa Timur tergolong lambat dibandingkan dengan Jawa Tengah. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan berdasarkan data yang ada, hingga kini Jatim tercatat sebagai daerah yang paling lambat dalam pembangunan jalur ganda. "Jawa Timur masih kalah jauh dibandingkan dengan Jateng yang teah mencapai 70 persen. Hingga saat ini pembangunan rel ganda di jatim baru 30 persen," katanya saat presentasi masterplan perkeretaapian 2014 di gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa. Hanggoro menjelaskan pembangunan jalur ganda memiliki banyak manfaat, yakni selain akan meminimalkan kemacetan lalu lintas, juga dinilai mampu menghemat subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikeluarkan pemerintah. "Jika rel ganda ini terwujud, setidaknya 7.000 peti kemas bisa diangkut lewat kereta. Itu berati pula sekitar 7.000 peti kemas tidak melewati jalan raya," katanya. Saat ditanya dampak sosial yang diderita oleh warga yang terkana penggusuran sebagai dampak pembangunan jalur ganda, Hanggoro mengaku telah memikirkan hal tersebut. Kendati demikian, lanjut dia, Kemenhub mengaku harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kementerian Perumahan Rakyat terkait solusi bagi warga yang terkena dampak pembangunan jalur ganda itu. "Solusinya sudah ada, salah satunya dibuatkan rumah susun bagi warga. Tapi itu perlu dikomunikasikan lagi dengan pihak terkait," katanya. Lahan pembangunan "double track" yang belum dibebaskan untuk koridor utara yakni Kabupaten Bojonegoro seluas 7.000 meter, Kabupaten Lamongan 16.600 meter, Kabupaten Gresik 2.700 meter dan Kota Surabaya 26.700 meter. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013