Surabaya - "Chief Executive Officer" (CEO) Persebaya Surabaya yang berlaga di kompetisi Indonesia Premier League, Gede Widiade, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya, karena kecewa dengan konsorsium IPL. Dihubungi wartawan dari Surabaya, Kamis malam, Gede Widiade mengungkapkan bahwa konsorsium telah mengingkari komitmen untuk menyelesaikan dana talangan miliknya sebesar Rp9 miliar hingga batas waktu akhir Januari 2013. "Yang jelas, hingga saat ini konsorsium belum sepeserpun mencairkan dana talangan tersebut. Kesabaran sudah habis dan saya resmi mundur dari Persebaya," katanya. Dana talangan Rp9 miliar itu dikeluarkan dari uang pribadi Gede Widiade untuk membiayai Persebaya pada kompetisi IPL musim lalu. Tanda-tanda Gede Widiade akan meninggalkan tim berjuluk "Bajul Ijo" itu, sebenarnya sudah terlihat sejak awal Januari, ketika dia mengambil alih kepemilikan klub Divisi Satu Liga Indonesia, PS Mojokerto Putra. Setelah diakuisisi dengan dana sekitar Rp5 miliar, Gede Widiade mengubah nama klub tersebut menjadi PS Reza Mojokerto Putra dan menarik beberapa pemain muda Persebaya untuk bergabung. Pengunduran diri CEO Persebaya itu makin menyulitkan persiapan Erol Iba dan kawan-kawan untuk menghadapi kompetisi IPL. Sejak awal Januari lalu, program latihan diliburkan karena belum ada kepastian dari manajemen tim. Sementara itu, sekitar 20 suporter Persebaya melakukan aksi demo dengan menduduki dan menyegel Mes Persebaya yang berlokasi di Jalan Karanggayam Surabaya pada Kamis. Aksi para suporter yang akrab disapa Bonek itu sebagai bentuk protes atas terjadinya konflik di internal manajemen dan ketidakjelasan nasib tim Persebaya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013