Madiun - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok pada kelompok bahan makanan telah memicu terjadinya inflasi bulan Desember 2012 di wilayah setempat yang mencapai 0,34 persen. Kasie Statistik Distribusi BPS Kota Madiun, Sri Marheningrum, Senin, mengatakan, kenaikan kebutuhan pokok pada kelompok bahan makanan tersebut telah menjadi penyumbang tertinggi pemicu inflasi di Kota Madiun dari tujuh kelompok pengeluaran lainnya. "Kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,87 persen. Kelompok tersebut tercatat tertinggi dari tujuh kelompok pengeluaran lainnya, seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Lalu kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, kelompok transportasi, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar," ujarnya. Menurut dia, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Desember 2012 antara lain, beras, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, daging sapi, dan cabai rawit. "Sedangkan komoditas yang menekan inflasi adalah, penurunan harga pada kacang panjang, minyak goreng, ikan lele, nangka muda, pepaya, dan tahu mentah," kata dia. Pihaknya menambahkan, perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Madiun pada bulan Desember 2012 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dimana, pada bulan November 2012 kenaikan indeks umum harga konsumen tercatat sebesar 137,71 persen. Indeks tersebut naik pada bulan desember yang menjadi 138,18 persen. "Kenaikan indeks umum harga konsumen tersebut yang memicu terjadinya inflasi hingga mencapai 0,34 persen," kata Sri Marheningrum. Lebih lanjut ia menjelaskan, laju inflasi Kota Madiun pada Desember 2012 merupakan yang terendah dari tujuh kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur. Adapun, inflasi tertinggi terjadi di Jember yang mencapai 0,78 persen. Sedangkan, urutan inflasi bulan Desember 2012 dari tujuh kota penghitung inflasi di Jawa timur adalah, Jember sebesar 0,78 persen, Malang sebesar 0,70 persen, Surabaya sebesar 0,52 persen, Probolinggo sebesar 0,49 persen, Sumenep sebesar 0,46 persen, Kediri sebesar 0,37 persen, dan Kota Madiun sebesar 0,34 persen. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013