Trenggalek - Tim reaksi cepat flu burung Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur melakukan pengambilan sampel itik yang diduga mati dan sakit akibat virus flu burung di wilayah Kabupaten Trenggalek. "Kami mengambil sampel di tiga lokasi di Kecamatan Durenan, selanjutnya akan dibawa ke laboratorium kesehatan hewan milik provinsi yang berada di Malang untuk dilakukan pemeriksaan," kata Ketua tim reaksi cepat flu burung,Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Iswahyudi, Selasa. Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Peternakan Trenggalek, provinsi dan pusat langsung mendatangi beberapa lokasi peternakan itik di Desa Malasan dan Karanganom, Kecamatan Durenan. Dengan menggunakan peralatan lengkap, petugas mengambil sampel lendir dalam tenggorokan dan anus itik yang sakit dan mati. Selain itu tim reaksi cepat juga sempat melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel terhadap sejumlah itik milik warga Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung yang sedang di gembalakan di wilayah Trenggalek. Menurut Iswahyudi, khusus untuk kasus kematian ribuan itik tersebut harus dilakukan tes mendalam berupa uji PCR atau meneliti DNA untuk memastikan jenis virus yang menyerang. Ia menambahkan, pihaknya tidak bisa melakukan uji cepat atau 'rapid test' terhadap itik, karena uji cepat hanya bisa dilakukan terhadap unggas jenis ayam dan burung puyuh. "Untuk itik ini kami butuh waktu antara dua sampai tiga hari ke depan, dari uji PCR tersebut akan diketahui apakah DNA virus tersebut ada kaitannya dengan penyakit tertentu atau tidak," imbuhnya. Lebih lanjut dokter hewan ini menjelaskan, dari pegamatan sementara dilapangan, ciri-ciri unggas yang terserang virus mematikan tersebut sama dengan kasus yang terjadi daerah-daerah lain di Jawa Timur. "Kalau dilihat ciri-cirinya memang sama persis yakni nafsu makan menurun, kemudian mata berubah warna menjadi putih serta mengalami tetelo, tapi untuk pastinya kita tunggu hasil lab-nya saja," katanya. *

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012