Ramallah (ANTARA/Xinhua-OANA) - Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad, Ahad (16/12), menyerukan boikot terhadap produk Israel sebagai reaksi atas penahanan hasil pajak Palestina. "Saya menyerukan Intifada (perlawanan) ekonomi, yang dimulai dengan boikot terhadap produk Israel sebagai reaksi atas perompakan Israel pencurian uang palestina," kata Fayyad kepada wartawan di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. Ditambahkannya, Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) berada dalam kondisi sangat berbahaya. Israel awal Desember memutuskan untuk menahan lebih dari 100 juta dolar AS hasil pajak bulanan yang dikumpulkannya buat PNA, sebagai reaksi atas peningkatan status Palestina di PBB jadi negara pengamat non-anggota, denan suara 138 berbanding sembilan pada November. Penahanan tersebut menghalangi PNA membayar gaji bulan November buat sebanyak 150.000 pegawai di daftarnya, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin. Fayyad menambahkan beberapa negara mendesak Israel agar mengucurkan dana yang dikumpulkannya dari ekspor dan impor Palestina atas nama PNA. Semua negara tersebut menyatakan upaya untuk membuat Israel mengubah keputusannya masih belum membuahkan hasil. PNA, yang mengalami kekurangan satu miliar dolar AS, memerlukan lebih dari 240 juta dolar untuk memenuhi komitmen keuangannya setiap bulan. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012