Surabaya - Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya meminta wali kota setempat untuk menunda penetapan atau memilih 10 calon Direktur Utama Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang telah lolos seleksi Badan Pengawas (Bawas) KBS. Ketua Komisi B DPRD Surabaya, M. Machmud, menilai dari 10 orang yang lolos seleksi tersebut masih kurang memenuhi kualifikasi sebagai Direktur Utama (Dirut) KBS yang menangani persoalan satwa. "Saran saya kepada wali kota untuk tidak menetapkan atau memilih dulu calon dirut tersebut. Semua baik, tapi cari yang lebih baik," katanya, Rabu. Menurut dia, pihaknya sudah melihat 10 calon dirut tersebut namun tidak banyak yang menguasai persoalan satwa. "Ada yang sudah terbiasa berhubungan dengan satwa tapi cuma produsen makanan satwa," katanya. Selain itu, lanjut dia, faktor lainnya seperti kepemimpinan, manejemen, komunikasi belum banyak dimiliki. "Bahkan ada calon yang masih muda umurnya 23 tahun. Kami meragukan pengalamamannya," katanya. Untuk itu, lanjut dia, Komisi B bisa mengusulkan anggaran tambahan untuk pemilihan dirut yang selama ini berkisar Rp250 juta. "Kami siap mengusulkan anggaran demi KBS yang lebih baik," katanya. Adapun 10 nama calon Dirut KBS yakni T.M. Fuad Hassan tahun kelahiran 1968 atau umur 44 tahun dengan pendidikan S1 Ekonomi Manajemen, Ratna Achjuningrum (41) S1 Teknik Mesin, dan Purwo Toto Widarto (40) S2 Akuntansi. Calon lainnya, Andi Farouq Hasan (39) S2 Manajemen, Joko Purnomo (34) S2 Manajemen, Didik Prasetyo (39) S2 Manajemen, Peiroll Gerald Notanuban (23) S1 Hukum, Juddy Widjaja (52) s1 Kedokteran Hewan, Arief Mardiyanto S1 Kesehatan Masyarakat dan Alex Alfiandri (27) Kesehatan Masyarakat. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012