Bojonegoro - Omzet pedagang ayam potong di Bojonegoro, Jawa Timur, meningkat berkisar 50-100 persen karena naiknya harga daging sapi di daerah setempat dalam dua bulan terakhir. Seorang pedagang ayam potong di Pasar Besar Bojonegoro Mutaminah (38), Sabtu, mengatakan saat ini mampu menjual ayam potong rata-rata sekitar 100 ekor/hari, padahal biasanya hanya sekitar 50 ekor/hari. Peningkatan penjualan ayam potong itu, lanjutnya,setelah harga daging sapi, merangkak naik, sehingga masyarakat beralih memilih membeli daging ayam potong. "Penjualan yang meningkat ayam potong, bukan ayam kampung atau ayam Irak," jelas Mutaminah, dibenarkan pedagang ayam lainnya, Nanik dan Muanah, juga di pasar setempat. Meskipun penjualan ayam potong meningkat, menurut Mutaminah, harga ayam potong justru turun menjadi Rp22 ribu per kilogram, dibandingkan sebulan lalu, yang sempat mencapai Rp24 ribu per kilogram. Menurut dia turunnya harga ayam potong karena karena melimpahnya produksi ayam potong dari berbagai daerah mulai Nganjuk, Tuban, Bali, yang masuk ke daerah setempat, di lain pihak tidak banyak masyarakat yang menggelar hajatan karena terbentur bulan "Suro". "Saya mampu menjual ayam potong yang biasanya hanya mampu menjual 10 ekor per hari, saat ini bisa mencapai 15 ekor per hari," jelas Nanik. Hal serupa juga dialami pedagang ayam lainnya, Muanah yang juga penjualan ayam potongnya meningkat menjadi 15 ekor per hari, yang biasanya hanya 10 ekor per hari. Namun, menurut Muanah dan Nanik, penjualan ayam kampung, tidak ada perubahan dengan harga yang juga stabil tetap berkisar Rp25 ribu hingga Rp35 ribu per ekor. Mengenai pasokan ayam potong dari luar daerah itu, menurut Kabag Humas Pemkab Bojonegoro Machmuddin bukan berarti di daerahnya tidak ada peternak ayam potong. Sejumlah peternak ayam potong di daerahnya, masih menurut dia, menjalin kemitraan, sehingga produksinya tidak dipasarkan di lokal. Ia mencontohkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat Bambang Suharno, termasuk peternak ayam potong dengan skala besar, tapi tidak pernah memasarkan produksinya ke daerahnya sendiri karena dengan pola kemitraan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012