Surabaya - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito optimistis aturan penurunan satuan saham dari satu lot sebanyak 500 lembar menjadi hanya 100 lembar saham dapat meminimalkan saham "tidur" di bursa saham. "Bagi perusahaan, penurunan itu akan meningkatkan permodalan usahanya terutama dana dari masyarakat sehingga tidak ada lagi emiten yang sahamnya 'tidur'," kata Ito saat jumpa pers "Investor Summit 2012" di Surabaya, Rabu. Menurut Ito, saham "tidur" adalah saham yang jarang diperdagangkan oleh investor sehingga penjual atau pembeli sulit mengevaluasi kinerja perusahaan tertentu. "Untuk emiten asal Surabaya, sekitar tahun 2009 saham Sekar Bumi sempat menjadi saham tidur. Namun, setelah kami bertemu dengan mereka dan memberi solusi maka kini saham perusahaan itu sudah kembali terdaftar di BEI," ujarnya. Penurunan satuan saham itu juga akan membantu masyarakat Indonesia khususnya mereka yang ingin membeli saham "bluechip" tetapi dana yang dimilikinya terbatas. "Dengan aturan baru itu, investor yang misalnya berniat membeli saham PT Astra tidak perlu menyiapkan investasi hingga Rp3,75 juta per lot (satu lot 500 lembar) tetapi kurang dari besaran tersebut. Apalagi harga per lembar saham Astra saat ini hanya Rp7.500," katanya. Mengenai emiten yang akan "delisting" (keluar dari pencatatan di daftar emiten), Ito mengatakan dalam waktu dekat ada satu perusahaan yakni Surya Intrindo Makmur. Perusahaan itu delisting dari bursa karena sahamnya tidak lagi aktif di pasar modal. "Berdasarkan Peraturan BEI Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting) saham maka emiten yang tidak lagi aktif selama dua tahun akan dihapus dari daftar emiten," katanya. Di sisi lain, ia meyakini pada 2012 ini target 25 emiten melantai di pasar modal Indonesia bisa terealisasi karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi nasional di atas enam persen. "Bahkan pada tahun 2013 kami optimistis ada 30 emiten baru yang siap mesuk bursa," katanya. Salah satu calon emiten yang siap melakukan penawaran saham perdana yakni PT Spindo. Pelaku industri tersebut merupakan perusahaan pembuat pipa baja dan pipa baja lapis. "Di samping itu, bagi investor kami imbau untuk selalu hati-hati saat menanamkan modalnya pada tahun 2013 karena krisis ekonomi maupun keuangan di Amerika dan Eropa tetap berlangsung meskipun dampaknya tidak parah seperti tahun 2011 dan 2012," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012