Madiun - Pemberian vaksin anti-difteri pada pelaksanaan sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) secara serentak di Kabupaten Madiun, Jatim, mencapai 150.969 anak atau memenuhi target jumlah sasaran yang ditetapkan Dinas Kesehatan setempat karena kesadaran masyarakat tinggi. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Soelistyo Widyantono, mengatakan, jumlah sasaran anak yang akan diberi imunisasi difteri mencapai 140.724 anak. Mereka meliputi anak-anak berusia 2 bulan hingga 15 tahun. "Sedangkan realisasinya hingga kegiatan sub PIN selesai pada tanggal 24 November lalu, mencapai 150.969 anak atau mencapai 100 persen lebih," ujarnya kepada wartawan, Rabu. Menurut dia, tingginya capaian tersebut disebabkan karena tanggapan dan kesadaran dari masyarakat Kabupaten Madiun yang sangat positif. Masyarakat telah sadar bahwa penyakit difteri sangat berbahaya dan harus dicegah dengan pemberian vaksin atau imunisasi. "Banyak siswa sekolah tingkat SMP yang ternyata belum terdata oleh Dinas Kesehatan. Sehingga, pada saat pelaksanaan imunisasi jumlahnya meningkat tajam karena mereka bersedia divaksin. Kalau takut-takut sedikit disuntik itu wajar, yang pasti semuanya lancar," kata dia. Seperti yang dilaporkan oleh petugas koordinator PIN di Puskesmas Sumbersari Saradan. Data awal sasaran hanya mencapai 6.395 anak, namun saat pelaksanaan naik hingga 7.977 anak dari berbagai usia mulai dari 2 bulan hingga 15 tahun. "Kecamatan Saradan merupakan wilayah yang paling tinggi mengalami penambahan jumlah sasaran pemberian vaksin. Lainnya rata-rata hampir sama," terangnya. Tingginya jumlah sasaran yang diberi imunisasi tersebut membuat petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun terpaksa harus rela bolak-balik ke Surabaya hingga tiga kali untuk mengambil jatah vaksin. "Kami sempat kehabisan vaksin anti-difteri karena jumlah sasarannya yang membengak. Hal tersebut diluar perkirakan kami," tambahnya. Meski sempat kekurangan vaksin, namun itu tidak menjadi kendala karena vaksin anti-difteri disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, berapapun permintaannya. Kabupaten Madiun merupakan satu dari sejumlah wilayah lain di Jawa Timur yang berstatus KLB difteri. Adapun, kasus difteri di Kabupaten Madiun pertama kali muncul pada tahun 2009 yang hanya satu kasus. Kemudian, pada tahun 2010 dan 2011 negatif atau nihil, dan tahun 2012 ada lima kasus hingga akhirnya langsung ditetapkan sebagai status KLB. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012