Sidoarjo (Antara Jatim) - TNI Angkatan Laut dan PT Angkasa Pura I Juanda Surabaya bersama-sama
melaksanakan latihan antiteror di Terminal 2 Bandara Internasional
Juanda Surabaya dan juga Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda
sebagai bentuk kesiapsiagaan petugas menghadapi ancaman.
Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal)
Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, Kamis, mengatakan latihan ini
dilakukan untuk menjaga keamanan lingkungan bandara.
"Latihan antireror ini perlu dilakukan karena bandara ini cukup
banyak digunakan oleh masyarakat dan menjadi rujukan," ujarnya usai
kegiatan latihan di Lanudal Juanda.
Ia mengemukakan, seperti diketahui bersama bahwa Bandara Juanda ini
juga merupakan bandara militer dan keamanannya ditangani oleh TNI
Angkatan Laut.
"Oleh karena itu, dalam memlihara kemampuan ini, maka latihan ini
dirasakah cukup diperlukan untuk meningkatkan keamanan di dalam
lingkungan bandara," ujarnya.
Dalam latihan bersama ini, kata dia, melibatkan sebanyak 400 orang
personel gabungan yang ada di dalam lingkungan Bandara Internasional
Juanda.
"Kami juga berterima kasih kepada PT Garuda Indonesia yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini," ujarnya.
Dalam simulasi latihan ini diceritakan ada seorang penumpang di
dalam Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya yang ditangkap
karena diduga sebagai teroris.
Saat menjalankan aksinya, teroris tersebut sempat menyandera
seorang penumpang perempuan dan mengancam dengan menggunakan senjata
api. Namun, oleh kesiapsiagaan petugas, akhirnya teroris tersebut
berhasil dilumpuhkan. Petugas juga berhasil menjinakkan tas warna
cokelat yang diduga berisi bom.
Di sisi lain, sebuah pesawat Garuda yang membawa penumpang sempat
diteror oleh sekelompok orang. Petugas yang mengetahui adanya aksi teror
ini langsung berkoordinasi dengan lintas intansi dan akhirnya berhasil
melumpuhkan pelaku teroris. Sehingga kondisi di Bandara Internasional
Juanda kembali normal.(*)
melaksanakan latihan antiteror di Terminal 2 Bandara Internasional
Juanda Surabaya dan juga Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda
sebagai bentuk kesiapsiagaan petugas menghadapi ancaman.
Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal)
Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, Kamis, mengatakan latihan ini
dilakukan untuk menjaga keamanan lingkungan bandara.
"Latihan antireror ini perlu dilakukan karena bandara ini cukup
banyak digunakan oleh masyarakat dan menjadi rujukan," ujarnya usai
kegiatan latihan di Lanudal Juanda.
Ia mengemukakan, seperti diketahui bersama bahwa Bandara Juanda ini
juga merupakan bandara militer dan keamanannya ditangani oleh TNI
Angkatan Laut.
"Oleh karena itu, dalam memlihara kemampuan ini, maka latihan ini
dirasakah cukup diperlukan untuk meningkatkan keamanan di dalam
lingkungan bandara," ujarnya.
Dalam latihan bersama ini, kata dia, melibatkan sebanyak 400 orang
personel gabungan yang ada di dalam lingkungan Bandara Internasional
Juanda.
"Kami juga berterima kasih kepada PT Garuda Indonesia yang telah membantu menyukseskan kegiatan ini," ujarnya.
Dalam simulasi latihan ini diceritakan ada seorang penumpang di
dalam Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya yang ditangkap
karena diduga sebagai teroris.
Saat menjalankan aksinya, teroris tersebut sempat menyandera
seorang penumpang perempuan dan mengancam dengan menggunakan senjata
api. Namun, oleh kesiapsiagaan petugas, akhirnya teroris tersebut
berhasil dilumpuhkan. Petugas juga berhasil menjinakkan tas warna
cokelat yang diduga berisi bom.
Di sisi lain, sebuah pesawat Garuda yang membawa penumpang sempat
diteror oleh sekelompok orang. Petugas yang mengetahui adanya aksi teror
ini langsung berkoordinasi dengan lintas intansi dan akhirnya berhasil
melumpuhkan pelaku teroris. Sehingga kondisi di Bandara Internasional
Juanda kembali normal.(*)
Video oleh: Indra Setiawan