Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat Politik asal Universitas Airlangga Surabaya Hari Fitrianto menilai bertemunya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dengan anggota DPR RI Fandi Utomo (FU) merupakan bentuk komunikasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.
"Pertemuan keduanya di satu acara merupakan langkah komunikasi politik karena momentumnya mendekati Pilkada yang digelar setahun lagi," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Rabu.
Khofifah dan Fandi Utomo bertemu pada satu acara yaitu Halalbihalal Pengurus Cabang Muslimat NU Kota Surabaya di Masjid Takmiriyah, Minggu (23/7).
Kedua tokoh tersebut bahkan mendapat apresiasi dari sejumlah peserta maupun pengurus yang hadir untuk maju dan berpasangan pada Pilkada Jatin yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Juni 2018.
Menurut Hari, wacana Khofifah dan Fandi Utomo bukan tidak mungkin terjadi, terlebih jika merujuk pada 10 tahun kepemimpinan di Jatim selama ini belum ada komposisi ideal antara gubernur dan wakilnya yang merepresentasikan nasionalis (Mataraman) dan kekuatan politik santri (Tapal Kuda).
"Bahkan sampai saat ini belum ada satupun calon melakukan deklarasi terbuka untuk pasangan yang merepresentasikan perwakilan keduanya," ucap dosen Fisip tersebut.
Langkah komunikasi politik yang dilakukan khofifah dan Fandi Utomo, kata dia, disebutnya bisa menggabungkan kekuatan nasionalis-religius sehingga akan mendapat perhatian dari banyak pihak.
Sementara itu, pada kesempatan pertemuan antara Khofifah dan Fandi Utomo, keduanya enggan berbicara terkait Pilkada Jatim dan mengaku datang karena menghormati undangan pengurus PC Muslimat NU Surabaya. (*)