Malang, (Antara Jatim) - Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, di Jalan Tugu mendadak berubah menjadi galeri lukisan dan beragam kreasi klasik hasil karya sejumlah perupa dipamerkan di lobi gedung tersebut, Senin.
Puluhan lukisan dengan berbagai tema yang dipajang di lobi kantor wakil rakyat itu bertema "Pesona Citra Seni Budaya", sekaligus sebagai rangkaian HUT ke-103 Kota Malang yang diselenggarakan para perupa Kota Malang bekerja sama dengan DPRD setempat.
"Kami ingin mengenalkan seni dan budaya luhur para leluhur kita kepada anak-anak muda agar mereka semakin mencintai karya dan seni anak bangsa," kata ketua panitia Penyelenggara pameran Bambang Radika Santoso di sela pembukaan pameran di gedung DPRD Kota Malang.
Ia mengaku sebenarnya ingin sesering mungkin menggelar pameran di berbagai tempat untuk mengenalkan budaya sekaligus karya seni para perupa yang ada di daerah ini, namun terkendala biaya (anggaran). "Selama ini seniman urunan dan pendanaan berbagai kegiatan dilakukan secara swadaya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang Arif Wicaksono mengemukakan pameran lukisan di lobi gedung dewan tersebut sebagai bentuk kepedulian dan apresiasi para wakil rakyat terhadap seniman dan dunia seni pada umumnya. Potensi seni di Kota Malang sesungguhnya sangat baik, sehingga harus ada wadah agar karya seni mereka bisa dinikmati dan dikenal masyarakat luas.
Dengan adanya wadah bagi perupa seni lukis dan seniman di Kota Malang, katanya, motivasi dan semangat mereka untuk mengekspresikan karya seni mereka bisa lebih optimal. Dan, pameran lukisan serta berbagai karya seni lainnya yang digelar di hall gedung DPRD Kota Malang itu merupakan yang kedua kalinya.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji dalam sambutannya berharap pameran lukisan yang diselenggarakan para pecinta seni dan budaya itu mampu menumbuhkan rasa cinta masyarakat pada kebudayaan. "Pameran lukisan dan karya seni lainnya ini punya fungsi strategis, khususnya bagi anak-anak muda agar menghargai karya seni lukis maupun lainnya, seperti Topeng Malangan," ujarnya.
Dalam pameran yang digelar selama sepekan mulai Senin (3/4) hingga Minggu (9/4) itu ada 52 lukisan berbagai tema, mulai bunga, topeng, tokoh-tokoh pewayangan, kaligrafi hingga masjid Jami' pada tahun 1915. Selain lukisan, karya seni lainnya yang dipamerkan adalah keris dan kerajinan perak, Topeng Malangan, wayang, serta batu permata dan akik.
Lukisan yang dipamerkan tersebut paling murah seharga Rp3 juta dan paling mahal Rp15 juta. Sedangkan Topeng Malangan seharga Rp10 ribu (gantungan kunci) hingga ratusan ribu rupiah. Sementara kerajinan perak dihargai Rp30 ribu per gram tanpa batu permata atau akik.
"Kalau batu akiknya ada hargatersendiri. Untuk cincin yang dihias batu mulia atau batu permata asli akan lebih mahal, kalau yang sintetis, kisaran harganya masih ratusan ribu rupiah," kata Santoso, peserta pameran kategori kerajinan perak dan batu mulia. (*)
Gedung DPRD Kota Malang Berubah jadi galeri
Senin, 3 April 2017 19:50 WIB